Home » Berita » Pertahankan Mangrove Terluas Indonesia, BPPP Ambon Melatih Konservasi di Teluk Bintuni

Pertahankan Mangrove Terluas Indonesia, BPPP Ambon Melatih Konservasi di Teluk Bintuni

Teluk Bintuni adalah salah satu kabupaten di Papua Barat yang terkenal dengan potensi kepiting bakaunya. Kepiting bakau yang melimpah tentu saja tidak bisa lepas dari adanya habitat yang baik yakni hutan bakau yang luas dan kondusif untuk kehidupan mereka. Bintuni juga dikenal dengan keberhasilannya meningkatkan potensi perikanannya melalui pelarangan operasi penangkapan ikan dengan trawl yang selama ini marak dilakukan disana. Untuk mempertahankan kondisi tersebut, dan demi keberlanjutan sumberdaya perikanan Bintuni, maka sebuah langkah tepat dilakukan BPPP Ambon dengan melaksanakan pelatihan konservasi bagi masyarakat nelayan di Bintuni dengan Tim yang diketuai oleh Ine Sopaheluwakan, S.Pi, M.Si dan beranggotakan Dessy Rompis dan La Ajid.

Pembuatan papan infoPelatihan Konservasi Perikanan Berkelanjutan digelar BPPP Ambon di Kampung Banjar Ausoi, Bintuni, tanggal 11 sampai 16 Februari 2016 dengan menghadirkan pelatih Agussalim, S.Pi, M.Si, dan Yenni Irawati, S.St.Pi. Pelatihan diikuti oleh peserta sebanyak 30 orang yang berasal dari beberapa kampung transmigran. Seperti diketahui bahwa Bintuni merupakan salah satu daerah sebaran transmigrasi yang saat ini masyarakatnya sudah berkembang pesat. Pelatihan ini membekali masyarakat keterampilan dan sikap serta pengetahuan tentang pelestarian sumberdaya pesisir dan laut. Pelatihan juga mengetengahkan berbagai alternatif pengelolaan yang berpotensi untuk pengembangan ekonomi masyarakat pesisir yang dilimpahi hutan mangrove yang luas berupa ekowisata mangrove dan usaha pengelolaan mangrove lainnya. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana masyarakat mampu mempertahankan potensi mangrove dan kepiting bakau agar tetap memberikan pendapatan yang berkelanjutan bagi masyarakat Bintuni.

Pada kesempatan memberikan materi sebagai narasumber, Kepala Dinas KP Kabupaten Teluk Bintuni, Yohanes Manobi, memaparkan berbagai potensi yang dimiliki Teluk Bintuni. Teluk Bintuni berada pada 1°57’50” Lintang Selatan sampai 3°11’26” Lintang Selatan dan 132°44′ 59″ Bujur Timur Sampai 134°14 ’49” Bujur Timur. Luas wilayahnya ± 18.637 km², yang diapit oleh empat kabupaten yakni Manokwari dan Sorong Selatan di bagian utaranya, Kaimana di bagian selatan, Manokwari dan Teluk Wondama di bagian timur serta Manokwari, Teluk Wondama dan Paniai di bagian barat. Kabupaten Teluk Bintuni saat ini memiliki dua kawasan konservasi yakni Cagar Alam Teluk Bintuni dengan luas 124.850,9 Ha dan Cagar Alam Wagure Kote 47.568,250 Ha.*)

Pembuatan papan informasi
Pembuatan papan informasi kawasan mangrove oleh peserta pelatihan

Hal menarik yang terdapat di Teluk Bintuni dan bersesuaian dengan konservasi perikanan adalah kearifan lokal yang diberlakukan oleh masyarakat lokal/asli Bintuni berupa mekanisme pemasaran kepiting yang harus melalui satu pintu yakni pemilik hak ulayat. Setiap nelayan menjual hasil tangkapan nelayannya melalui penampung yang merupakan hak ulayat, pembeli membeli kepiting melalui penampung tersebut. Penampung yang adalah pemilik hak ulayat kemudian menetapkan potongan harga setiap ekor kepiting yang tertangkap yang kemudian dikelola untuk kesejahteraan masyarakat.

*) Data bersumber dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Teluk Bintuni

Baca Juga

PENGADAAN JASA LAINNYA ORANG PERORANGAN (PJLP)TAHUN 2024 BPPP AMBON

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi di Balai Pelatihan danPenyuluhan Perikanan (BPPP) Ambon, kami …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *