Selasa, 16 November 2021, BPPP Ambon menggelar Pelatihan Budidaya Ikan Air Tawar secara daring bagi masyarakat Papua. Pelatihan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung Aspirasi Komisi IV DPR RI. Kegiatan pelatihan tersebut akan berlangsung selama dua hari yakni tanggal 16-17 November 2021. Hadir pada acara pembukaan pelatihan
Anggota DPR RI Komisi IV Dapil Provinsi Papua, H. Sulaeman L. Hamzah, juga Plt. Kepala Badan Riset dan SDM KP, Dr. Kusdiantoro, S.Pi, M.Sc, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Dr. Lilly Aprilia Pregiwaty, S.Pi, M.Si, Kepala BPPP Ambon, Abubakar, S.St.Pi, M.Si. Selain itu hadir pula sejumlah SKPD Provinsi Papua yakni Kepala Dinas Perikanan Kota Jayapura, Kepala Dinas Perikanan Kab. Jayapura, beserta para penyuluh perikanan di Provinsi Papua.

Anggota Komisi IV DPR RI, H. Sulaeman L. Hamzah, pada kesempatan membuka pelatihan menyampaikan bahwa upaya pemberdayaan masyarakat dalam usaha budidaya ikan merupakan wujud nyata dalam melaksanakan amanat Undang-Undang. Sulaeman menyatakan bahwa budidaya ikan jika dihitung costnya investasi tidak terlalu besar sedangkan hasilnya menjanjikan, sehingga diharapkan para pembudidaya bisa lebih serius dalam berupaya. Ada kebiasaan para pembudidaya di Danau Sentani, yakni memberi makan secukupnya saja kepada ikan pada KJA mereka, sehingga pertumbuhan ikan menjadi stagnan sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan ikannya. Pada saat pola budidaya ikan mereka diperbaiki ternyata memberi hasil yang signifikan yakni ukuran ikan lebih besar dengan waktu pemeliharaan yang lebih singkat. Saat trend konsumsi ikan air tawar meningkat, tidak serta merta meningkatkan kesejahteraan pembudidaya di atas Danau Sentani, karena pola budidaya mereka yang harus diperbaiki. Selain itu Sulaeman juga menyampaikan bahwa dibutuhkan penelitian dan pengkajian untuk menyelamatkan spesies asli Danau Sentani, juga spesies unik “udang selingkuh” di Danau Wamena (1400 MDPL). Selain itu menurutnya juga dibutuhkan ketersediaan pakan untuk pembudidaya. Salah satu faktor kegagalan di lapangan adalah penyuluh, karena mereka cenderung diam dan pasif atas keluhan masyarakat, sehingga harapannya penyuluh harus lebih proaktif mendatangi masyarakat dan tidak menunggu laporan, agar masyarakat kita bisa lebih cepat maju, pungkas Sulaeman.
