
Pada kegiatan percontohan penyuluhan ini, BPPP Ambon memberikan bahan percontohan senilai Rp.19.459.000, yang terdiri antara lain benih ikan nila ukuran 7 hingga 9 cm sebanyak 2.400 ekor, pakan pelet 585 kg, 2 unit terpal, beserta seluruh instalasinya, juga obat-obatan dan semua yang dibutuhkan untuk budidaya ikan nila. Waktu pelaksanaan kegiatan antara tanggal 25 Mei sampai 7 Oktober 2021.
Dalam sambutannya, Abubakar menyampaikan bahwa kegiatan budidaya ikan nila dengan sistem probiotik pada kolam terpal belum tersosialisasi dengan baik di Kota Sorong, sehingga dibutuhkan tempat pembelajaran bagi masyarakat untuk menyebarkan teknologi ini, yang akan berujung pada peningkatan produktivitas budidaya. Menurutnya, tujuan kegiatan ini adalah menyebarkan teknologi ke masyarakat, meningkatkan peran kelompok sebagai mediator pembelajaran bagi masyarakat, meningkatkan pendapatan masyarakat dan mendukung program prioritas KKP dalam peningkatan produksi budidaya dan pembangunan kampung perikanan. Abubakar menambahkan bahwa teknologi ini mudah dipahami, berbiaya murah dan bahannya mudah diperoleh, serta aplikasi teknologinya berkelanjutan.

Lilly juga menyampaikan akan memfollow-up harapan Kepala Dinas Perikanan Kota Sorong, bahwa masyarakat Kota Sorong meskipun pada umumnya gemar makan ikan laut juga tertarik dengan ikan lele, tetapi saat ini banyak pula yang beralih profesi ke budidaya ikan tawar. Lilly mengharapkan kepada pihak BPPP Ambon bisa membantu memfasilitasi peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat pada bidang budidaya air tawar dan membantu pemasarannya. Menurutnya banyak cara mempromosikan, antara lain dengan berinovasi melalui menu makanan yang menyajikan ikan air tawar. Memang butuh ketekunan dan kemauan, tetapi saat ini banyak cara yang bisa ditempuh di antaranya dengan cara online. Intinya kita tidak akan berhenti kepada percontohan ini semata, tetapi kita akan terus berusaha bagaimana membantu masyarakat belajar banyak hal, papar Lilly.
Mengutip arahan Menteri Kelautan dan Perikanan, Lilly menyampaikan adanya program prioritas Kementerian KP yakni peningkatan PNBP dari sumberdaya perikanan tangkap, pengembangan budidaya ikan berbasis ekspor (lobster, udang, bandeng, kepiting dan rumput laut), dan pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal. Poin ketiga inilah yang sangat relevan dengan kegiatan hari ini, menurutnya. Kita berharap apa yang dilakukan ini bisa menggiatkan budidaya perikanan. Salah satu tantangan budidaya adalah penyediaan pakan, namun kita berharap satu kelompok dan kelompok lain bisa saling bekerjasama dalam mengantisipasi kebutuhan pakan, harap Lilly.
Pada akhir arahannya, Lilly menyampaikan bahwa salah satu indikator keberhasilan percontohan adalah jika kegiatan ini diduplikasi oleh kelompok lain. Kegiatan ini merupakan indikator kinerja penyuluh dan lembaga penyuluhan dari daerah sampai ke pusat. Dengan adopsi dari kelompok lain maka kegiatan ini akan berkelanjutan. Lilly juga mengharapkan kerjasama yang baik antara pemerintah pusat dan daerah yang sudah terjalin saat ini semakin meningkat lagi.